WELCOME TO MY BLOG

Pengertian Sistem Hukum Beserta Contohnya


SISTEM HUKUM
Sistem hukum adalah Suatu mekanisme hokum yang terdiri dari komponen-komponen hukum dan saling berkaitan di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.


Gambar diatas termasuk kedalam Hukum Undang-Undang yaitu, peraturan hukum yang tercantum dalam perundang undangan.
Mengapa disebut begitu karena, hal tentang korupsi berada dalam Undang-Undang No. 46 Tahun 2009 tentang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi.
Jika tidak adanya hokum perundang undangan menyebabkan, antara lain :
1. Tidak adanya aturan mengenai wewenang.
2. Tidak terlindunginya hak asasi warga Negara.
3. Pemerintah dapat bertindak sewenang wenang dan kemungkinan kekuasaannya tak terbatas.


0 komentar:

Biografi Singkat Jendral Sudirman


Jendral Sudirman

Jenderal Besar Raden Soedirman (EYD: Sudirman; lahir 24 Januari 1916 – meninggal 29 Januari 1950 pada umur 34 tahun) adalah seorang perwira tinggi Indonesia pada masa Revolusi Nasional Indonesia. Sebagai panglima besar Tentara Nasional Indonesia pertama, ia adalah sosok yang dihormati di Indonesia. Terlahir dari pasangan rakyat biasa di Purbalingga, Hindia Belanda, Soedirman diadopsi oleh pamannya yang seorang priyayi. Setelah keluarganya pindah ke Cilacap pada tahun 1916, Soedirman tumbuh menjadi seorang siswa rajin; ia sangat aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler, termasuk mengikuti program kepanduan yang dijalankan oleh organisasi Islam Muhammadiyah. Saat di sekolah menengah, Soedirman mulai menunjukkan kemampuannya dalam memimpin dan berorganisasi, dan dihormati oleh masyarakat karena ketaatannya pada Islam. Setelah berhenti kuliah keguruan, pada 1936 ia mulai bekerja sebagai seorang guru, dan kemudian menjadi kepala sekolah, di sekolah dasar Muhammadiyah; ia juga aktif dalam kegiatan Muhammadiyah lainnya dan menjadi pemimpin Kelompok Pemuda Muhammadiyah pada tahun 1937. Setelah Jepang menduduki Hindia Belanda pada 1942, Soedirman tetap mengajar. Pada tahun 1944, ia bergabung dengan tentara Pembela Tanah Air (PETA) yang disponsori Jepang, menjabat sebagai komandan batalion di Banyumas. Selama menjabat, Soedirman bersama rekannya sesama prajurit melakukan pemberontakan, namun kemudian diasingkan ke Bogor.
Setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945, Soedirman melarikan diri dari pusat penahanan, kemudian pergi ke Jakarta untuk bertemu dengan Presiden Soekarno. Ia ditugaskan untuk mengawasi proses penyerahan diri tentara Jepang di Banyumas, yang dilakukannya setelah mendirikan divisi lokal Badan Keamanan Rakyat. Pasukannya lalu dijadikan bagian dari Divisi V pada 20 Oktober oleh panglima sementara Oerip Soemohardjo, dan Soedirman bertanggung jawab atas divisi tersebut. Pada tanggal 12 November 1945, dalam sebuah pemilihan untuk menentukan panglima besar TKR di Yogyakarta, Soedirman terpilih menjadi panglima besar, sedangkan Oerip, yang telah aktif di militer sebelum Soedirman lahir, menjadi kepala staff. Sembari menunggu pengangkatan, Soedirman memerintahkan serangan terhadap pasukan Inggris dan Belanda di Ambarawa. Pertempuran ini dan penarikan diri tentara Inggris menyebabkan semakin kuatnya dukungan rakyat terhadap Soedirman, dan ia akhirnya diangkat sebagai panglima besar pada tanggal 18 Desember. Selama tiga tahun berikutnya, Soedirman menjadi saksi kegagalan negosiasi dengan tentara kolonial Belanda yang ingin kembali menjajah Indonesia, yang pertama adalah Perjanjian Linggarjati –yang turut disusun oleh Soedirman – dan kemudian Perjanjian Renville –yang menyebabkan Indonesia harus mengembalikan wilayah yang diambilnya dalam Agresi Militer I kepada Belanda dan penarikan 35.000 tentara Indonesia. Ia juga menghadapi pemberontakan dari dalam, termasuk upaya kudeta pada 1948. Ia kemudian menyalahkan peristiwa-peristiwa tersebut sebagai penyebab penyakit tuberkulosis-nya; karena infeksi tersebut, paru-paru kanannya dikempeskan pada bulan November 1948.
Pada tanggal 19 Desember 1948, beberapa hari setelah Soedirman keluar dari rumah sakit, Belanda melancarkan Agresi Militer II untuk menduduki Yogyakarta. Pada saat pemimpin-pemimpin politik berlindung di kraton sultan, Soedirman, beserta sekelompok kecil tentara dan dokter pribadinya, melakukan perjalanan ke arah selatan dan memulai perlawanan gerilya selama tujuh bulan. Awalnya mereka diikuti oleh pasukan Belanda, tetapi Soedirman dan pasukannya berhasil kabur dan mendirikan markas sementara di Sobo, di dekat Gunung Lawu. Dari tempat ini, ia mampu mengomandoi kegiatan militer di Pulau Jawa, termasuk Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta, yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Soeharto. Ketika Belanda mulai menarik diri, Soedirman dipanggil kembali ke Yogyakarta pada bulan Juli 1949. Meskipun ingin terus melanjutkan perlawanan terhadap pasukan Belanda, ia dilarang oleh Presiden Soekarno. Penyakit TBC yang diidapnya kambuh; ia pensiun dan pindah ke Magelang. Soedirman wafat kurang lebih satu bulan setelah Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia. Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Semaki, Yogyakarta.
Kematian Soedirman menjadi duka bagi seluruh rakyat Indonesia. Bendera setengah tiang dikibarkan dan ribuan orang berkumpul untuk menyaksikan prosesi upacara pemakaman. Soedirman terus dihormati oleh rakyat Indonesia. Perlawanan gerilyanya ditetapkan sebagai sarana pengembangan esprit de corps bagi tentara Indonesia, dan rute gerilya sepanjang 100-kilometer (62 mi) yang ditempuhnya harus diikuti oleh taruna Indonesia sebelum lulus dari Akademi Militer. Soedirman ditampilkan dalam uang kertas rupiah keluaran 1968, dan namanya diabadikan menjadi nama sejumlah jalan, universitas, museum, dan monumen. Pada tanggal 10 Desember 1964, ia ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia.

Sumber : Wikipedia


0 komentar:

Biografi Singkat Dewi Sartika


Dewi Sartika

Dewi Sartika lahir dari keluarga Sunda yang ternama, yaitu R. Rangga Somanegara dan R. A. Rajapermas di Cicalengka pada 4 Desember 1884. Ketika masih kanak-kanak, ia selalu bermain peran menjadi seorang guru ketika seusai sekolah bersama teman-temannya. Setelah ayahnya meninggal, ia tinggal bersama dengan pamannya. Ia menerima pendidikan yang sesuai dengan budaya Sunda oleh pamannya, meskipun sebelumnya ia sudah menerima pengetahuan mengenai budaya barat. Pada tahun 1899, ia pindah ke Bandung.
Pada 16 Januari 1904, ia membuat sekolah yang bernama Sekolah Isteri di Pendopo Kabupaten Bandung. Sekolah tersebut kemudian direlokasi ke Jalan Ciguriang dan berubah nama menjadi Sekolah Kaoetamaan Isteri pada tahun 1910. Pada tahun 1912, sudah ada sembilan sekolah yang tersebar di seluruh Jawa Barat, lalu kemudian berkembang menjadi satu sekolah tiap kota maupun kabupaten pada tahun 1920. Pada September 1929, sekolah tersebut berganti nama menjadi Sekolah Raden Dewi.
Ia meninggal pada 11 September 1947 di Cineam ketika dalam masa perang kemerdekaan.

Sumber : Wikipedia


0 komentar:

Unsur - Unsur Berita


UNSUR – UNSUR BERITA
Berikut ini adalah unsur – unsur berita
Unsur – unsur berita adalah hal yang harus ada dalam berita. Jika unsur – unsur ini tidak terdapat, maka berita tersebut akan menjadi berita yang rancu dan tidak bisa diterima masyarakat dengan baik. Unsur – unsur tersebut adalah 5W + 1H.
1.   
          What (apa)
Unsur ini meliputi apa saja yang terkandung dalam berita. Unsur “what” dalam berita biasanya pembahasan mengenai peristiwa apa yang sedang hangat – hangatnya dibicarakan di tengah kalangan masyarakat. Membuat berita tidak asal mencurahkan isi hati seperti karangan – karangan naratif. Akan tetapi, harus mampu mempertanggung jawabkan kebenarannya, maka dari itu harus membahas sesuatu yang kebenarannya dapat dibuktikan sehingga tidak menimbulkan keresahan dalam masyarakat.

2.      Where (dimana)
Where adalah tempat dimana peristiwa itu terjadi. Berita harus memuat lokasi kejadian sehingga berita menjadi jelas dan dapat dnegan mudah dipahami.

3.      When (kapan)
When adalah kapan terjadinya peristiwa yang sedang dibahas dalam berita. Waktu terjadinya peristiwa harus dijelaskan secara jelas sehingga berita menjadi mudah untuk dimengerti dan diterima masyarakat.

4.      Who (siapa)
Unsur “who” meliputi subjek yang bersangkutan dalam berita tersebut. Yaitu siapa saja yang terlibat dalam kejadian yang diberitakan tersebut. Orang – orang yang terlibat dalam berita harus disebutkan secara jelas sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman.

5.      Why (mengapa)
Unsur “why” merupakan bagian yang menjelaskan mengapa peristiwa itu bisa terjadi. Unsur ini biasanya meliputi alasan dan latar belakang masalah atau peristiwa yang diberitakan.

6.      How (bagaimana)
Unsur terakhir ini adalah memuat bagaimana peristiwa tersebut bisa terjadi. Biasanya pada bagian ini dijelaskan secara kronologis mengenai bagaimana peristiwa tersebut.

Hasil gambar untuk unsur berita

0 komentar: